Mojokerto adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terkenal sebagai sebuah daerah peninggalan kerajaan Majapahit. Menjadi tempat peninggalan kerajaan terbesar, tentu Kabupaten Mojokerto memiliki banyak warisan budaya yang ditinggalkan. Mulai dari seni, makanan, hingga tempat wisata khas dapat menjadi daya tarik bagi pada warga Indonesia maupun manca negara. Lantas apa saja kebudayaan khas wilayah Mojokerto tersebut ?
Kebudayaan Khas Mojokerto
- Seni Bantengan
Kesenian rakyat Mojokerto sangat khas dengan kesenian bantengan, kesenian ini berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di Desa Made. Seni bantengan bermula dari legenda yang mengatakan bahwa kawasan hutan Gunung Welirang dulunya memiliki banyak banteng, namun kini sleuruh banteng tersebut telah punah. Sehingga kesenian ini dibuat sebagai bentuk mengenang satwa ini.
Atraksi seni bantengan dimainkan oleh dua orang, satu orang memainkan sebagai kepala dan satu orang lagi sebagai pinggul dan kaki belakang. Setiap gerakan yang dimainkan dalam bantengan ini, menggambarkan sikap banteng ketika berkelahi. Umumnya kesenian bantengan akan diiringi dengan musik terbang, dan jidor untuk melengkapi seluruh aksi.
- Pengantin Mojoputri
Kabupaten Mojokerto memiliki sebuah busana adat pengantin yang khas, bahkan Mojokerto pun terkenal dengan tata rias pengantinnya. Tata rias pengantin Mojoputri ini diangkat dari hasil penelitian sejarah, sedangkan untuk busananya merupakan hasil akulturasi budaya yang berkembang di wilayah ini sejak abad 13.
Upacara adat pengantin Mojoputri umumnya dinamakan dengan Temu Manten Mayang Kubro, diambill dari penggabungan nilai tradisi Jawa dengan nilai Islami. Kata Mayang diambil dari nama Raden Wijaya, yang menggunakan mahkota bernama Mayang Mekar. Kubro sendiri bermakna Agung, sehingga dapat dikaitkan dengan kegiatan ritual yang bernuansa Islam.
- Ujung
Kesenian Ujung merupakan bentuk visualisasi perjuangan Raden Wijaya, seorang pendiri Majapahit. Kesenian ini menunjukkan perjuangannya mengalahkan bala tentara Tartar, yang dalam atraksinya sendiri dua orang akan melakukan aksi saling cambuk dengan menggunakan rotan. Pertarungan akan dilakukan secara sportif dan dalam suasana yang bersahabat, meskipun rotan yang digunakan adalah rotan asli. Rotan ini sebagai simbol senjata yang digunakan Raden Wijaya dalam melawan Tartar.
Melihat sejarah yang ada di Mojokerto, tidak heran jika wilayah ini memiliki banyak kebudayaan seni peninggalan kerajaan Majapahit. Setiap keseniannya tentu memiliki nilai seni yang tinggi, dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Melihat banyaknya kesenian dan peninggalan kerajaan Majapahit di wilayah ini, semakin membuat Mojokerto patut dipilih menjadi destinasi wisata terbaik.