PKS atau partai keadilan sejahtera merupakan salah satu partai yang ada di Indonesia dan berbasis Islam. Hingga kini PKS berhasil menempatkan para kadernya untuk turut hadir di pemerintahan Indonesia. Tak sedikit yang menduduki kursi DPR meskipun sebagian ada yang terjerat berbagai kasus. Meskipun demikian rasanya tak afdol jika tak mengenal dan mengetahui pendiri Partai Keadilan Sejahtera dalam sejarahnya berikut ini.
Berasal Dari Lembaga Dakwah Kampus dan Jadilah Cikal PKS
Sebenarnya partai satu ini bermulai dari gerakan dakwah kampus yang ada di berbagai universitas di Indonesia pada tahun 1980an. Pada saat ini dimana pergerakan mahasiswa begitu banyak hadir mewarnai dunia politik. Pelopor gerakan dakwah ini sendiri adalah Muhammad Narsir yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Beliau juga merupakan bagian dari Partai Masyumi yang telah dibubarkan pada tahun 1960.
Dimulai dari dirikannya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di tahun 1967 oleh Muhammad Natsir mengawali adanya partai ini. Awalnya DDII memfokuskan untuk mencegah adanya kegiatan misionari kristen di Indonesia. Hingga kemudian DDII juga memprakarasai Lembaga Mujahid Dahwah yang dijadikan afiliasinya. Lembaga Mujahid Dahwah ini dipimpin oleh Imaduddin Ibrahin dengan pelatihan keagamaan yang aktif dilakukan di ITB tepatnya di Masjid Salman.
Sebelum mengenal pendiri partai keadilan sejahtera, ada baiknya untuk mengetahui lebih lanjut lembaga ini pada era Orba. Di tahun 1985 Orba mewajibkan ormas secara keseluruhan untuk menjadikan Pancasila sebagai asas yang menimbulkan kemarahan banyak tokoh Islam. Pada waktu yang sama Jamaah Tarbiyah memiliki momentum dikalangan mahasiswa yang menjadi rohis maupun aktivis dahwah.
Di tahun 1993, Mustafa Kamal terpilih menjadi kader Jamaah yang memiliki kekuasaan di tingkat perguruan tinggi. Kemudian satu tahun setelahnya , Zulkiefirmansyah yang juga kader Jamaah Tarbiah terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa UI. Dari sinilah yang membuat para kader Jamaah Tarbiyah akhirnya mendirikan Lembaga Dakwah Kampus yang secara resmio menjadi unit kegiatan. Aktiovitas dakwah dikampus semakin lama semakin berkembang pesat.

Hingga Akhirnya Mendirikan Sebuah Partai Keadilan
Sebuah fraksi dan kubu LDK menyepakati untuk membentuk FSDLK atau Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus di tahun 1986. Sejarah partai keadikan bermula ketika FSDLK mengagendakan pertemuan rutin setiap tahunnya. Di pertemuan ke 10 tahunan yang ada di Malang tahu 1998 diumumkan untuk deklarasi KAMMI atau Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. KAMMI di pimpin oleh Fahri hamzah dan membuat KAMMI semakin vokal.
Para pendiri partai keadilan sejahtera akan dibahas setelah mengetahui perjuangan mereka dalam melawan reformasi. Di 21 Mei 1998 akhirnya Soeharto mundur dari presiden RI dan membuat para anggota KAMMI mempertimbangkan akan hadirnya sebuah partai Islam. Hingga akhirnya lahirnya partai PKS yang dulunya diberi nama Partai Keadilan. PK dan KAMMI dengan tegas menyatakan jika tidak ada hubungan tokoh elit nasional.
Tokoh yang tergabung di dalam KAMMI sangat berkontribusi akan lahir dan terbentuknya PK. PK di deklarasikan di Masjid Al Azhar pada 20 Juli 1998 dengan presiden pertama Nurmahmudi Isma’il. Kemudian di pemilu 1999,Partai Keadilan mendapatkan banyak perhatian karena partai ini memiliki struktur organisasi dan kepengurusan yang transparan, program kerja jelas dan juga terorganisir dengan rapi.
Sangat berbeda dengan partai lain yang bergantung pada satu tokoh figur, sementara PK menegaskan efgalitarianime di Islam dan juga memiliki kekuatan kolektif. Yang menjadi ciri khas dari partai ini adalah minimnya tokoh yang berpontensi untuk dipilih namun setiap kadir dan simpatisan di tuntut untuk selalu patuh pada norma agama dan juga loyal pada garis partai. Begitu juga dengan para pendiri partai keadilan sejahtera pada saat itu.
PK juga ikut serta dalam pemilu legislatif dan berail memperoleh 1,36% total suara secara nasional. Hal inilah yang mengantarkan PK memilikii 7 kursi untuk kadernya di kursi DPR. Namun PK gagal untuk memenuhi ambang batas dalam parlemen saat itu 2% sehingga bergabung melalui stembus accord bersama dengan 8 parpol islam yang lainnya pada Mei 1999. Hingga kemudian Nurmamudi ditawarkan untuk menjadi menteri Kehutanan di Kabinet Nasional.
Karena tawaran diterima, PK akhirnya digantikan oleh Hidayat Nur Wahid sebagai presiden PK. Kegagalan di pemilu juga membuat PK harus menganti namanya sesuai PP yang berlaku. Sehingga di 2 Juli 2003 PK berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera. PKS juga telah menyelesaikan semua proses verifikasi di depatemen Hukum an Ham i tingkat DPW. Hingga kini partai ini memiliki nama PKS dan banyak pendiri partai keadilan sejahtera yang tetap berkiprah di politik.

Sepak Terjang PKS Dalam Pemilu
Karena berganti nama, akhirnya PKS harus mengikuti dan berkompetisi di pemilu legislatif tahun 2004. Di pemilu kali ini PKS nerhasil memenangkan suara 7,34% dari total perolehan secara nasional. Dari perolehan tersebut PKs bisa mendapatkan 45 kursi dari total 550 kursi yang tersedia. Hal ini tentunya menjadi pencapaian yang luar biasa untuk PKS dibandingkan sebelumnya. PKS juga berkah mendudukkan wakil di DPR dan saat itu menjadi partai suara terbanyak nomor 6.
Jabatan untuk presiden PKS diserahlan kepada Tiffanul Sembiring yang merupakan mantan aktivi kampus dan juga salah satu pendiri PKS. Setelah itu digantukan oleh Luthfi Hasan Ishaa di periode 2009 hingga 2013. Dan Anis Matta di 2013 hingga 2015 dan saat ini presiden PKS yaitu Mohamad Sohibul Imam pada periode 2015 hingga 2020. Memasuki pemilu di tahun 2009 PKS terus meningkatkan pencitraannya sebagai partai yang terbuka.
Usaha kampanye yang dilakukan ternyata tidak sia sia. Karena tahun 2009 jumlah perolehan meningkat dan mendapatkan 57 kursi. Salah satunya yang mengisi anggota DPR adalah Ibu Yoyoh Yusroh yang juga merupakan pendiri partai keadilan sejahtera. Perempuan inspiratif ini juga berhasil menjadikan RUU Pornografi berhasil untuk diresmikan. Hingga beliau berpulang dan meninggalkan banyak kenangan dan prestasi untuk PKS sendiri.
Sepak terjang PKS di dunia politik hingga saat ini memang masih eksis. Partai ini berhasil bertahan dari berbagai guncangan yang hadir menerpanya. Karena ada beberapa kader PKS yang justru ditangkap oleh KPK akibat berbagai kasus yang merebak. Namun dibalik hal tersebut, adanya partai ini juga membantu sistem pemerintahan nasional.