Sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, begitu pula masyarakat yang ada di bumi Pasundan. Salah satu momen yang penting bagi umat muslim adalah pada saat bulan puasa Ramadan, sehingga banyak tradisi yang dilakukan. Penyambutan bulan suci yang penuh berkah ini masih dilakukan hingga sekarang oleh masyarakat Sunda Garut. Tradisi sunda Garut yang dilakukan sebelum bulan puasa Ramadan ini ada tiga hal. Yuk intip ulasannya di bawah ini!

Tradisi Masyarakat Garut yang Masih Dilakukan Hingga Sekarang

  1. Keramasan

Tradisi pertama ini berasal dari kata keramas yang berarti mandi dengan membasuh kepala secara sempurna. Aktivitas ini bermakna menyucikan diri secara lahir dan batin agar memiliki jiwa yang bersih, sehingga siap menyambut bulan suci Ramadan. Tidak hanya itu, penyucian diri ini juga dilanjutkan dengan saling memaafkan agar tidak ada lagi rasa marah, dengki, dan dendam kepada orang lain. Acara ini biasanya dilakukan di lingkungan sekitar, agar diri ini bersih dari penyakit hati.

  1. Munggahan

Kata munggahan berasal dari munggah yang memiliki makna naik atau meningkat, sehingga setiap orang harus melakukan tradisi sunda ini agar terus kualitas diri terus meningkat. Hari yang tepat untuk pelaksanaan munggahan ini biasanya dilakukan sepekan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadan. Anda dapat merayakannya bersama keluarga, teman, rekan kerja, atau lainnya. Biasanya orang akan menganggap sekalian makan siang terakhir sebelum puasa.

Tidak hanya mendekatkan antar teman atau kerabat, tradisi ini juga bertujuan agar manusia meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan. Kegiatan yang dilakukan sebelum bulan puasa ini telah diwariskan sejak bertahun tahun lalu. Kemudian diwariskan ke generasi penerus dan tetap dijaga hingga saat ini. tidak hanya bermakna meningkatkan kualitas ibadah, munggahan juga berarti meningkatkan adat atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat Sunda Garut.

  1. Nyadran

Aktivitas satu ini biasanya dilakukan masyarakat Indonesia sebelum puasa dan syawal. Kata nyadran diambil dari bahasa Arab yang berarti jarang atau langka. Anda dapat melakukan tradisi sunda satu ini hingga berziarah kubur ke orang tua atau para leluhur. Sambil doa untuk orang yang telah meninggal sebagai bentuk amalan yang baik untuk umat Islam. Anda juga bisa mengunjungi sanak saudara yang jarang bertemu, sekadar bermaaf maafan sebelum puasa.

Memasuki bulan puasa memang banyak yang masih memegang tradisi kuno dengan sangat erat. Tradisi dari tanah Pasundan ini juga masih dilakukan hingga saat ini sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Anda dapat melakukan keramasan, munggahan, dan nyadran kepada orang tua atau keluarga yang sudah meninggal. Ketiganya jadi amalan yang baik untuk menyambut bulan yang penuh berkah, sehingga jiwa dan raga sudah siap beribadah dan meningkatkan taqwa ke Allah SWT.

3 Tradisi Sunda Menyambut Ramadhan yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini

Post navigation